Pokok permasalahan
Media independen, yang telah lama diakui sebagai landasan penting bagi masyarakat demokratis, sedang menghadapi ancaman politik dan ekonomi yang mendesak dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Ancaman tersebut bersifat politik dan ekonomi
Model bisnis yang telah lama dipakai oleh jurnalisme independen telah terkikis selama satu dekade terakhir karena iklan—yang merupakan sumber pemasukan utama organisasi media independen—telah bermigrasi ke dunia daring atau online. Permasalahan ini semakin diperburuk dan dipercepat oleh pandemi COVID-19, yang mengubah tantangan ekonomi kronis menjadi krisis ekonomi akut.
Namun demikian, hanya 0,3% dari bantuan pembangunan luar negeri (ODA)—sekitar USD 430 juta (Rp 7 triliun)—yang dialokasikan untuk mendukung media secara global. Pendonor menyimpulkan bahwa mereka kurang memiliki komitmen, juga sistem atau mekanisme yang berdampak.
Ancaman ini juga bersifat politik. Saat ini, hanya 13% populasi global yang menikmati akses media tanpa batasan. Ditambah dengan meningkatnya serangan bermotif politik terhadap jurnalis dan wartawan investigasi yang mencari kebenaran, merupakan bukti jelas kemunduran demokrasi. Autokrasi semakin merajalela dan jalan menuju kekuasaan adalah dengan menyasar media.
Konsekuensi
The International Fund merupakan respon internasional yang ambisius, terkoordinasi dan memiliki dukungan yang baik terhadap krisis ini.
Beban Demokrasi
Ancaman terhadap demokrasi
Karena warga negara tidak dapat membuat pilihan demokratis berdasarkan informasi
Korupsi akan meningkat
Ketika aktor-aktor korup atau otoriter mengeluarkan dana untuk “menetralisir” media independen, serangan terhadap jurnalis pun meningkat
Meningkatnya ketegangan dan konflik sosial
Ketika mis- dan dis-informasi meningkat, media tidak dapat merangkul kelompok masyarakat yang terpecah
Penentuan nasib sendiri dan kedaulatan budaya
Kosongnya ruang media yang demokratis akan diisi aktor-aktor media yang tidak demokratis
Beban Pembangunan
Ancaman terhadap pencapaian SDG
Sulit membayangkan pencapaian SDG yang holistik tanpa partisipasi masyarakat yang terinformasi dan terlibat
Epidemi dan penyakit
Boikot vaksinasi dan serangan terhadap petugas kesehatan yang dipicu oleh kampanye misinformasi semakin sering terjadi
Kelaparan dan respons pemerintah
Media yang lemah tidak mampu mengekspos atau meminta pertanggung jawaban pemerintah atas kesalahan, salah urus atau krisis yang terjadi
Tentang The International Fund for Public Interest Media
Misi The International Fund for Public Interest Media adalah mendorong perubahan paradigma dalam sumber daya media kepentingan publik guna memastikan independensi, inklusifitas dan ketangguhan sumber daya tersebut. Ia memiliki visi di mana masyarakat di seluruh dunia dikelilingi ekosistem informasi yang sehat dengan akses terhadap media yang menjunjung tinggi kepentingan publik.
Siapakah Kami
The International Fund for Public Interest Media adalah inisiatif multi-pemangku kepentingan baru yang dirancang untuk secara efektif mendiagnosis dan menjawab tantangan yang dihadapi media kepentingan publik di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dan membantu mengidentifikasi langkah-langkah menuju keberlanjutan jangka panjang. Menyusul kesepakatan dengan pemerintah Perancis, The International Fund akan secara resmi bergabung sebagai asosiasi independen Perancis dengan status yang mirip dengan organisasi internasional. Perjanjian ini diumumkan oleh Catherine Colonna, Menteri Urusan Eropa dan Luar Negeri Perancis, pada Forum Perdamaian Paris (Paris Peace Forum) pada tahun 2022.
Mengapa kami ada
Media independen menghadapi peningkatan serangan politik, tantangan pembiayaan dan model bisnis yang melemah. Pada tahun 2020, media surat kabar dunia menderita kerugian sebesar USD 30 miliar.
Melemahnya media independen berdampak pada seluruh masyarakat dan mengancam demokrasi. Korupsi diperkirakan akan meningkat. Kekerasan ekstremisme—yang seringkali dipicu oleh korupsi—akan tumbuh subur, melemahkan kohesi sosial, terutama ketika media jatuh ke tangan pihak-pihak yang mengkooptasi media demi agenda politik atau faksi mereka sendiri. Konflik dan ketidakstabilan menjadi lebih mungkin terjadi. Untuk menghindari runtuhnya media independen yang penting, kita memerlukan respons global yang lebih terkoordinasi yang dapat menciptakan perubahan besar dalam hal dukungan.
The International Fund berupaya memberikan respon tersebut.
Definisi Media Kepentingan Publik
The International Fund mendefinisikan media kepentingan publik sebagai media yang menciptakan dan mendistribusikan konten yang:
- Hadir untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai hal-hal yang menjadi perhatian mereka atau membantu mengawasi akuntabilitas kekuasaan;
- Memberikan informasi berdasarkan fakta dengan cara yang dapat dipercaya;
- Berkomitmen pada upaya pencarian kebenaran yang dapat diverifikasi, misalnya dengan praktik pencarian narasumber dan keterwakilan khalayak yang dilayani;
- Memiliki editorial yang independen;
- Transparan mengenai proses, pendanaan dan kebijakan produksi yang digunakan.
Struktur Hukum dan Tata Kelola yang Inovatif
Rancangan struktur hukum dan tata kelola The International Fund yang inovatif akan membantu lembaga ini mewujudkan misi ambisiusnya. Terdapat dua badan tata kelola: Dewan dan Majelis, yang masing-masing memiliki tanggung jawab dan bidang pengawasan yang unik.
Ketua bersama dari Dewan terpilih yang pertama adalah Maria Ressa, pemenang hadiah Nobel Perdamaian dan CEO Rappler, dan Mark Thompson, mantan presiden dan CEO The New York Times Company. Mereka dibantu oleh anggota Dewan terpilih lainnya, dengan penunjukan tambahan pada paruh pertama tahun 2023:
- Gina Chua, editor eksekutif Semafor
- Pascal Lamy, presiden Paris Peace Forum
- Nanjala Nyabola, penulis, peneliti dan analis politik
- Julie Posetti, wakil presiden dan direktur penelitian global International Center for Journalists
The International Fund sedang membentuk Majelis perdananya, yang akan mencakup perwakilan pemerintah dan organisasi media dari negara-negara yang menjadi fokus International Fund; pendonor dari pemerintah, korporasi dan filantropis; serta pakar pengembangan media. Informasi lebih lanjut akan tersedia setelah anggota Majelis terkonfirmasi.
Kerja kami
The International Fund for Public Interest Media mendukung organisasi media individu serta eksperimen dan inovasi di tingkat ekosistem media, yang bertujuan untuk memastikan bahwa media kepentingan publik memiliki instrumen dan sumber daya yang diperlukan untuk bertahan, menghindari penangkapan dalam jangka pendek dan bertumbuh dalam jangka panjang.
Tujuan dampak
The International Fund bertujuan untuk meningkatkan ketahanan ekonomi organisasi media independen dan mewujudkan paradigma baru tentang jurnalisme keberlanjutan. Pendekatan untuk pekerjaan ini dilakukan dalam tiga cara:
- Menjaga keberlanjutan outlet yang bekerja untuk kepentingan umum dan menghadapi bahaya kepunahan atau penangkapan, mengakui signifikansi media kepentingan publik bagi partisipasi masyarakat dan keterlibatan sipil.
- Mendukung outlet media independen yang bereksperimen dengan inovasi yang menjanjikan, termasuk model bisnis baru, strategi untuk melibatkan beragam khalayak dan penggunaan teknologi terkini.
- Menumbuhkan inisiatif yang berupaya mengatasi tantangan struktural pasar dan membentuk perubahan di tingkat nasional dan global agar pasar media dapat berfungsi lebih efektif untuk kepentingan publik.
Struktur pasar dan lingkungan ekonomi merupakan tantangan bagi media kepentingan publik dalam banyak konteks. Untuk mengatasi runtuhnya model bisnis tradisional diperlukan solusi yang sistemik. Solusi-solusi ini mencakup pemikiran ulang cara kerja pasar iklan, menyeimbangkan kembali hubungan antara media dan platform digital, mengidentifikasi peluang untuk berbagi sumber daya dan menjajaki model pendanaan baru seperti dana nasional yang dikelola secara independen untuk jurnalisme dan media.
The International Fund juga percaya bahwa jurnalisme harus berevolusi untuk melayani masyarakat dengan lebih baik. Oleh karena itu, The International Fund mendukung organisasi media kepentingan publik yang berupaya untuk memperluas jangkauan audiens dan memperdalam keterlibatan dengan khalayak yang lebih beragam agar lebih banyak masyarakat, khususnya yang secara historis kurang terwakili oleh media, dapat mengakses dan berpartisipasi secara bermakna dalam pembuatan berita.
Fokus geografis
The International Fund saat ini bekerja di 39 negara berpendapatan rendah dan menengah di wilayah fokus: Afrika dan Timur Tengah, Asia dan Pasifik, Amerika Latin dan Karibia, serta Europa Timur. Karena International Fund terus berkembang dan bergerak melampaui tahap operasional perdananya, cakupan geografisnya pun akan semakin luas.
Afrika dan Timur Tengah: Pantai Gading, Republik Demokratik Kongo, Ghana, Kenya, Lebanon, Namibia, Niger, Senegal, Sierra Leone, Afrika Selatan dan Tunisia.
Asia dan Pasifik: Bhutan, Indonesia, Mongolia, Nepal, Kepulauan Pasifik (Negara Federasi Mikronesia, Fiji, Kiribati, Kepulauan Marshall, Palau, Papua Nugini, Samoa, Kepulauan Solomon, Tonga, Tuvalu dan Vanuatu), Filipina, Sri Lanka, dan Timor Leste.
Amerika Latin & Karibi: Argentina, Brasil, Bolivia, Kolombia, Kosta Rika dan Paraguay.
Europa Timur: Armenia, Georgia, Moldova dan Ukraina.
Pendekatan terdesentralisasi
Strategi dan pengambilan keputusan The International Fund bersifat responsif terhadap konteks dan kebutuhan negara-negara di mana ia bekerja dan berdasarkan keahlian dari pihak-pihak yang memiliki pengetahuan mendalam mengenai pasar-pasar tersebut.
Keputusan pendanaan desentralisasi dan dipimpin oleh tim regional dengan pengalaman kerja langsung di daerah fokus the International Fund. Tim regional ini terlibat secara luas dengan organisasi media dan pelaku sektor lainnya untuk menjajaki peluang hibah dan intervensi lainnya.
Tahap pendanaan percontohan
Menyusul mobilisasi sumber daya awal yang signifikan, serta kebutuhan mendesak yang diungkapkan oleh organisasi media di wilayah fokus, the International Fund mengumumkan panggilan terbuka (open call) perdananya untuk proposal hibah pada Hari Kebebasan Pers Sedunia pada bulan Mei 2022. Panggilan tersebut mendapatkan lebih dari 200 permohonan pendanaan, yang mana dari jumlah tersebut the International Fund menyeleksi kelompok pertama yang terdiri dari 13 penerima hibah.
Berlokasi di sembilan negara, penerima hibah awal ini terdiri dari organisasi dengan berbagai geografi, bahasa, konten editorial, platform distribusi konten, model bisnis dan kematangan organisasi. Kelompok ini mewakili model bisnis komersial, non-komersial dan hibrida secara merata. Sebagian besar merupakan generasi digital, yang menerbitkan konten mereka melalui situs web dan/atau kanal media sosial dan kurang dari sepertiganya merupakan media penyiaran atau cetak.
The International Fund bekerja sama dengan para penerima hibah untuk mengumpulkan wawasan mengenai tantangan yang dihadapi organisasi media di wilayah fokusnya dan strategi serta inovasi yang dapat membantu organisasi-organisasi tersebut bertahan dan berkembang.